Tahi Ayam/Tembelek (Lantana camara)

Identitas Penamaan
Tumbuhan tahi ayam secara ilmiah dalam bahasa Latin dikenal dengan nama Lantana camara. Secara internasional tumbuhan ini dikenal sebagai common lantana, Spanish flag, west Indian lantana atau marigold. Di Indonesia tanaman ini memiliki banyak nama lain sesuai dengan bahasa daerah setempat. Di daerah Jawa tanaman ini dikenal dengan nama tahi kotok atau tembelek dan tamanjho di daerah Madura.
Nama Lantana berasal dari nama Latin pohon pengembara Viburnum lantana, yang bunganya sangat mirip dengan Lantana camara. Sedangkan camara berasal dari bahasa Yunani, yang berarti 'melengkung', 'berruang', atau 'berkubah'.
Taksonomi
Kingdom | Plantae |
---|---|
Phylum | Tracheophyta |
Class | Magnoliopsida |
Order | Lamiales |
Family | Verbenaceae |
Genus | Lantana |
Species | Lantana camara |
Asal dan Sejarah Penyebaran Tahi Ayam
Tumbuhan tahi ayam dikatakan berasal dari wilayah tropis benua Amerika yang kemudian menyebar ke berbagai negara sebagai tanaman pembatas atau hiasan. Tanaman ini telah dinaturalisasi di lebih dari 60 negara sebagai gulma berbahaya yang invasif dan dianggap sebagai salah satu dari 100 spesies asing invasif terburuk di dunia.
Kini tumbuhan tahi ayam dapat dengan mudah ditemui pada area terbuka dan tidak teduh seperti padang rumput dan ladang tanaman, hingga area yang terganggu seperti tepi jalan, rel kereta api dan hutan bekas kebakaran.
Tumbuhan tahi ayam mulai diperkenalkan di India pada awal abad ke-19 dan tumbuh subur hingga menempati lahan seluas 13,2 juta ha disana. Tanaman ini pertama kali dilaporkan pada tahun 1841 di Australia dan telah menyebar serta membentuk tegakan murni seluas 4 juta ha di seluruh Australia. Di Afrika Selatan tumbuhan ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 1858.
Spesies ini secara global telah menginvasi jutaan hektar padang rumput dan telah menginvasi perkebunan tanaman besar, seperti perkebunan teh, kopi, tebu, dan kapas. Invasi spesies ini juga menyebabkan berkurangnya keanekaragaman hayati di ekosistem yang diinvasi. Spesies ini dinyatakan sebagai ancaman terhadap habitat 83 spesies tumbuhan asli di New South Wales Australia (Hisashi Kato-Noguchi, 2021).
Deskripsi Bentuk dan Pertumbuhan
Tumbuhan tahi ayam merupakan tumbuhan semak abadi yang membentuk tegak yang lebat dengan ketinggian yang dapat mencapai hingga 1 sampai 4 m.
Daunnya duduk secara berhadapan dengan bentuk bulat lonjong seperti telur, berbulu, dan tepi yang bergerigi. Panjang daun dapat tumbuh hingga mencapai 5 sampai 8 cm dengan lebar kurang lebih 3,5 sampai 5 cm.
Spesies ini berbunga sepanjang tahun jika kondisinya memadai. Sepasang bunga muncul di ketiak daun. Bunganya kecil dengan variasi warna yang mencakup putih, merah muda, jingga, dan kuning yang tersusun secara padat dalam kelompok dengan puncak yang datar. Setiap perbungaan menghasilkan 10 sampai 30 buah, berupa buah berbiji bulat kecil berisi 1--2 biji.
Kandungan dan Manfaat Lain dari Tumbuhan Tahi Ayam bagi Kesehatan
Lantana camara atau tumbuhan tahi ayam diketahui memiliki kandungan senyawa kimia seperti alpha-lantadene, beta-lantadene, lantanolic acid, lantic acid, minyak atsiri (berbau menyengat yang tidak disukai serangga), beta- caryophyllene, gamma-terpidene, alpha-pinene dan p-cymene.
Sebuah laporan ilmiah yang ditulis oleh Etuh dan rekan - rekan menyebutkan bahwa daun dari tumbuhan tahi ayam atau Lantana camara secara tradisional telah digunakan sebagai anti tumor, antibakteri, antihipertensi, tonik, dan ekspektoran. sedangkan akarnya dikenal untuk pengobatan rematik, ruam kulit, dan malaria. Metode infus ekstraksi daun dan bagian lainnya dikenal karena sifat anti-inflamasinya dan ditambahkan ke dalam bak mandi sebagai agen anti-rematik. Adapun rebusan daun tumbuhan tahi ayam banyak digunakan dalam pengobatan herbal untuk penyembuhan luka, pengobatan demam, pengobatan batuk, pengobatan influenza, sakit perut, malaria, dan lain-lain. Telah tercatat juga dapat digunakan untuk pengobatan kanker, cacar air, rematik campak, dan maag.
Tumbuhan tahi ayam terutama bagian buahnya juga dikatakan beracun karena mengandung alpha-lantadene. Kandungan senyawa kimia tersebut dapat menimbulkan efek negatif pada tubuh jika dikonsumsi karena dapat menyebabkan sakit seperti mual, muntah, diare, sesak napas, gagal ginjal, gagal jantung dan bahkan kematian (Yusuf, 2018).
Lokasi
Daftar Pustaka
Etuh, M. A., Ohemu, L. T., & Pam, D. D. (2021). Lantana camara ethanolic leaves extracts exhibit anti-aging properties in Drosophila melanogaster: survival-rate and life span studies. Toxicology Research, 10(1), 79--83. https://doi.org/10.1093/toxres/tfaa098
Hisashi Kato-Noguchi. (2021, June 4). Lantana camara. Encyclopedia.pub; Hisashi Kato-Noguchi. https://encyclopedia.pub/entry/10496
Yusuf, S. R. (2018). UJI AKTIVITAS MUKOLITIK FRAKSI ETIL ASETAT DAUN Lantana Camara L. SECARA IN VITRO [Bachelor Thesis]. Universitas Muhammadiyah Malang.
ACIR Community. (2023). Usda.gov. https://acir.aphis.usda.gov/s/cird-taxon/a0ut0000000rCNtAAM/lantana-camara